Sabtu, 17 Oktober 2009

Ilmu Komunikasi

Ilmu Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.Komunikasi merupakan ilmu yang sangat berarti karena tanpa berkomunikasi sulit menjalankan hidup ini. Tidak mungkin manusia bisa hidup tanpa komunikasi. Dalam ilmu komunikasi, kita dapat belajar betapa harus berhati-hatinya kita dalam berbicara kepada orang lain karena cara pandang seseorang terhadap apa yang kita bicarakan itu berbeda-beda. Dalam ilmu komunikasipun, kita tidak hanya mempelajari bahwa komunikasi itu hanya berbicara dan menulis saja, tetapi jika kita terdiampun sudah menandakan bahwa kita sedang berkomunikasi dengan diri kita sendiri.
Ilmu komunikasi sangat bermanfaat bagi manusia dan hanya orang yang bodoh saja yang beranggapan bahwa komunikasi itu tidak perlu dipelajari.
Biasanya pelajaran pertama yang dipelajari banyak orang untuk menjadi komunikator ulung adalah berbicara. Padahal mendengarkan adalah jalan masuk kebijaksanaan yang utama bagi komunikator ulung yang menjadi landasan untuk memahami diri dan seluruh kehidupan ini.

Selasa, 13 Oktober 2009

Artikel Bebas

Masjid Istiqlal

Masjid Istiqlal merupakan masjid megah yang berdiri kokoh di pusat Ibukota Republik Indonesia, Jakarta. Masjid megah ini didirikan pada tanggal 24 Agustus 1961 dan diresmikan penggunaannya pada tanggal 22 Februari 1978. Pada tahun 1970-an, masjid ini merupakan masjid termegah di kawasan Asia Tenggara. Kemegahan masjid ini merupakan simbol rasa syukur atas karunia Tuhan berupa kemerdekaan bangsa Indonesia. Nama istiqlal berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti sepadan dengan kata “kemerdekaan”.
Ide pembangunan masjid ini awalnya muncul pada tahun 1949, yakni setelah penyerahan kedaulatan negara oleh Pemerintah Kolonial Belanda kepada rakyat Indonesia. Ide ini lahir dari para ulama dan tokoh ternama pada saat itu, di antaranya K.H. Wahid Hasyim (Menteri Agama RI pertama), H. Agus Salim, Anwar Cokroaminoto, Ir. Sofyan, dan K.H. Taufiqurrahman. Ide pembanguan masjid ini disambut hangat oleh presiden RI saat itu, Ir. Soekarno. Bahkan pada waktu itu Ir. Soekarno berusaha keras membantu realisasi pembangunan masjid.
Setelah mendapat persetujuan, pada tahun 1953, dibentuklah panitia pembangunan masjid yang diketuai oleh Anwar Cokroaminoto, yang selanjutnya ditunjuk sebagai Ketua Yayasan Masjid Istiqlal. Kepanitiaan ini bertugas untuk merealisasikan pembangunan masjid secara keseluruhan. Melalui kepanitiaan ini, pada tahun 1954, Ir. Soekarno diangkat sebagai Kepala Bagian Teknik Pembangunan Masjid Istiqlal dan juga ditetapkan sebagai juri sayembara maket pembangunannya.
Pada tahun 1955, panitia ini mengadakan sayembara membuat sketsa dan maket pembangunan Masjid Istiqlal. Konon, sayembara ini diikuti oleh 30 peserta. Di antara 30 peserta tersebut terdapat 27 orang yang menyerahkan sketsa dan maketnya. Namun, dari 27 peserta hanya 22 peserta yang memenuhi persyaratan lomba. Setelah menilai dan mengevaluasi, akhirnya dewan juri menetapkan lima peserta sebagai nominator. Lima peserta tersebut adalah F. Silaban dengan tema “ketuhanan”, R. Oetoyo dengan tema “istigfar”, Hans Groenewegen dengan tema “salam”, lima mahasiswa ITB dengan tema “ilham”, dan tiga mahasiswa ITB dengan tema “khatulistiwa”. Setelah melalui proses panjang, dewan juri kemudian menetapkan F. Silaban sebagai pemenang. F. Silaban adalah seorang keturunan Batak yang beragama Nasrani.
Proyek pembangunan masjid ini ternyata tidak berjalan secara mulus dan mudah. Sejak direncanakan pada tahun 1950-an hingga 1960-an masjid ini belum selesai didirikan. Tersendatnya pembangunan ini dikarenakan situasi politik pada saat itu yang memang kurang mendukung dan menguntungkan. Pada tahun-tahun itu, demokrasi parlementer diterapkan. Partai-partai politik saling bertikai dan memperebutkan kepentingannya masing-masing. Kondisi ini memuncak pada 1965—1966 saat meletus peristiwa G30 S/PKI. Praktis pada saat itu pembangunan masjid terhenti sama sekali.
Setelah situasi politik mereda, Menteri Agama pada saat itu, K.H. M. Dahlan, memelopori pembangunan kembali masjid ini. Kepengurusan Ir. Soekarno kemudian diganti oleh K.H. Idham Chalid yang bertindak sebagai Koordinator Panitia Nasional Pembangunan Masjid Istiqlal yang baru. Di bawah kepengurusan baru, proses pembangunan masjid ini akhirnya selesai pada tanggal 31 Agustus 1967 dan diresmikan pada tanggal 22 Februari 1978 oleh Presiden Soeharto.

Artikel IMT

Institut Manajemen Telkom (IM Telkom) pada awalnya bernama Master of Business Administration (MBA) Bandung, sebagai penyelenggara program S2 (MBA) yang pertama di Jawa Barat, bekerjasama dengan Asian Institute of Management (AIM) Manila, Philipina.
MBA Bandung didirikan tanggal 23 Mei 1990 dengan Akta Notaris Ahmad Wiratni, SH. Nomor : 163/1990.

Tanggal 10 Mei 1993 MBA Bandung berubah menjadi Sekolah Tinggi Manajemen Bandung (STMB) dan memperoleh akreditasi “Unggul” dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor : 70a/d/0/93 tahun 1993.

Tahun 1997 STMB membuka program studi S1 Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika yang tahun 2002 mendapat akreditasi “A” dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). STMB adalah institusi pendidikan tinggi pertama di Indonesia yang membuka program Strata 1 (S1) Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika.

Desember 2005 STMB berubah nama menjadi Sekolah Tinggi Manajemen Bisnis Telkom (STMB Telkom), dan sebagai langkah kongkrit menuju World Class University, STMB Telkom telah melakukan transformasi menjadi Institut Manajemen Telkom (IM Telkom) pada tanggal 28 Maret 2008.

Di IMTelkom program kuliah dirancang secara unik untuk menghasilkan lulusan yang mampu berkiprah dalam bidang manajemen di sektor industri informasi dan komunikasi (infokom) yang semakin konvergen. IM Telkom juga menerapkan pola link and match, yang diwujudkan dalam :
* Kurikulum yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan dunia bisnis infokom,
* Magang di berbagai perusahaan,
* Program Kemitraan (Co-op)

IM Telkom diproyeksikan untuk menyiapkan tenaga-tenaga ahli di bidang manajemen bisnis sesuai program studi yang ditawarkan dengan berbasis Information and Communication Technologi (ICT)/Informasi & Komunikasi (Infokom) dan entrepreneurship yang terampil dan berwawasan luas sebagai jawaban terhadap tuntutan persaingan bisnis pada industri infokom yang dewasa ini semakin ketat.

Dan yang pasti, saya bangga menjadi bagian dari keluarga besar Institut Manajemen Telkom....